Monday, December 22, 2014

Supernova : Turbulensi Film-Novel

'Titik bifurkasi (bifurcation point) atau yang biasanya disebut "Titik percabangan dua" adalah fenomena dimana sebuah sistem terbagi kedalam dua kemungkinan perilaku (behavior) akibat perubahan kecil  pada satu parameter. Perubahan lebih lanjut akan mengakibatkan percabangan dua dalam interval regular, sampai pada akhirnya masuk ke kondisi Chaos*. Rangkaian dari instabilitas melalui peningjatan kompleksitas, menjadiakan chaos merupakan fenomena dari suatu sistem kompleks.' Demikian pendahuluan yang layak dari saya atas film Supernova ini. Bifurkasi menjadi kata yang paling asing ketika menyaksikan film ini.

Film ini saya tonton tanpa ada pengetahuan sedikit pun akan jalan ceritanya. Satu-satunya informasi yang saya pegang adalah film ini diangkat dari novel karya Dewi 'Dee' Lestari yang disebut-sebut sangat 'canggih', karena bisa mengangkat sebuah tema yang berat dalam jalinan kisah cinta yang melibatkan sains. Bingung? Sama.

Satu pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran saya adalah, ketika menyaksikan sebuah video klip lagu, bisa dibuat dengan begitu hebat. Baik dari segi narasi cerita, animasi yang imajinatif, dan visualisasi yang cantik. Sesuatu yang boleh dibilang hampir tidak pernah ditemukan dalam versi film full. Dalam 15 menit pertama, terus terang saya langsung suka dengan film ini, karena apa yang menjadi pertanyaan dan bayangan saya bisa diwujudkan di sini. Sebuah film dengan olah rasa video klip.

Memang, karena ketidaktahuan saya tentang novel yang memang belum saya baca. Sedari awal duduk, saya lansung dijejali berbagai susunan kalimat, kata, dan istilah yang membuat kening berkerut, hingga berpikir, "Sudahlah, tak usah dipikirkan, nikmati saja filmnya". Pada titik ini juga saya langsung merasa tidak perlu lagi baca novelnya, karena hanya dengan kalimat-kalimat yang sepertinya dikutip dari buku saja, sudah susah mencerna filmnya, apalagi harus membaca novelnya secara keseluruhan.

Bisa jadi, kalimat kalimat puitis dan indah yang dibalut istilah sains itu memang memiliki makna terdalam yang membantu memahami maksud cerita ini. Sayangnya, para pemain, khususnya tokoh Ferre/Re, membuat seolah gelontoran kalimat itu sesuatu yang ringan saja. Ringan, jika berarti memudahkan pemahanan, tentu baik. Tapi, jika ringan berarti tidak penting? Ya, jadi malah terabaikan. Begitulah para tokoh terutama Re memperlakukannya. Kata-kata yang mengalir snagat cepat beradu satu sama lain malah mengaburkan setiap katanya.

Tampilan futuristik dari media obrolan Supernova awalnya adalah sesuatu yang 'keren' di film ini. Sayangnya, ketika 'petuah' Supernova dituangkan bulat-bulat dalam bentuk tulisan memenuhi layar, apalagi yang bisa dinikmati? Membacanya saja belum tuntas, sudah harus berkonsentrasi pada adegan berikutnya, sementara otak masih memroses apa maksud dari tulisan tersebut.

Siapa atau apakah Supernova itu? Saya seperti tidak ikhlas kalo jawabnya adalah 'Diva'. Ya, dia bisa jadi siapapun tokoh yang penting di fiilm ini. Tapi Diva? Di mana keterlibatannya yang katanya menghubungkan begitu banyak orang dalam jalinan kisah ini? Beberapa chat-nya tidak menggambarkan seperti itu. Lalu, sosok Diva sebagai model sekaligus pelacur papan atas jelas tidak memberikan keterlibatan apa pun dalam cerita ini. Sepertinya, biarkan sajalah Supernova menjadi misterius.

Secara keseluruhan. film ini memenuhi banyak harapan akan visualisasi sinematik yang indah, animatif, imajinatif, dan futuristik. Hanya saja, menyajikan bentuk novel secara bulat, dialog puitis dalam bahasa keseharian, mungkin akan sangat asing bagi sebagian kita. Tidak nyata, bahkan. Anda pernah menyaksikan film Coriolanus (2011)? Film ini berpotensi seperti itu dalam kerumitan pemahaman diksinya. Pun begitu, film ini layak tonton, terutama sebagai penyadaran, bahwa Indonesia ada seorang penulis dengan konsep yang luar biasa seperti ini, dan usahanya untuk menampilkan bahasa tulis ke dalam media visual seperti film.

'Jika Anda masih melihat dunia dengan hitam dan putih, bersiaplah mengalami turbulensi'

No comments:

Post a Comment