Tuesday, August 2, 2016

Jason Bourne : Saat Sang Agen Super Mulai Lelah




Setelah sepuluh tahun, Matt Damon kembali sebagai Jason Bourne. Dengan kembali digawangi Paul Grengrass di kursi sutradara, diharapkan saga Bourne kembali ke jalurnya setelah sempat 'flop' dengan Bourne : Legacy.

------
Berkisah sepuluh tahun sejak ia menghilang dan mengasingkan diri ke dunia bawah tanah, Bourne kembali masuk radar CIA ketika Nicky Paarson terungkap menyusup dalam informasi rahasia CIA dan berusaha menjual dan membongkar informasi tersebut. Sejak program Threadstone hingga yang terbaru Iron Hand. Bourne, di satu sisi, telah mengingat kembali siapa dia sebenarnya sebagai seorang David Webb.

Usahanya menyelamatkan Nicky berujung pada sebuah fakta mengejutkan, ayahnya adalah otak di balik proyek Threadstone yang telah merekrut dan menjadikan dirinya mesin pembunuh yang efektif. Dengan ingatannya yang telah kembali, ia memburu mereka yang berada di belakang proyek tersebut. Namun usahanya kali ini tidak mudah. 

Direktur CIA Robert Dewey (Tommy Lee Jones) bukanlah orang sembarangan. Ditunjang direktur analis kejahatan siber Heather Lee (Alicia Vikander), Bourne kali ini berhadapan dengan lawan dan medan tempur yang sama sekali baru. Bukan hanya soal kecanggihan teknologi CIA yang sudah sangat terkenal, tapi kemampuan analisa siber dan pemanfaatan media sosial membuat Bourne harus mengatur langkah dengan cermat. 

-------

Setelah banyak yang dikecewakan (termasuk saya) akan hadirnya Bourne Ultimatum, kehadiran Jason Bourne 'asli' versi Matt Damon ini seharusnya bisa menyembuhkan kekecewaan tersebut. Dengan segala hormat kepada Ian Flemming dan James Bond-nya, Matt Damon dan Paul Greengrass telah menghadirkan spy movie ke level yang berbeda melalui Jason Bourne, sehingga wajar bagi saya untuk menyebut, tidak ada film agen mata mata terbaik selain Bounre, yang kali ini adalah film keempat yang dibintangi oleh Damon. 

Masih dengan plot yang sama dengan film film sebelumnya, dengan musuh berupa para pejabat CIA dengan segala rahasianya, aset yang siap memburunya ke mana saja, dan agen baik yang membantunya. Sentuhan baru dan kekinian tak terlewatkan pada kesempatan kali ini. Upaya CIA dengan proyek Iron Hand yang melibatkan teknologi dan media sosial adalah bentuknya. Selain itu, Heather Lee sebagai kepala divisi siber juga menunjukkan bahwa dunia telah berubah sedemikian rupa. Semua update ini semakin membuat film ini mengikuti jamannya. 

Sayangnya, jika memang harus dibandingkan, film keempat ini masih belum bisa menyamai level ketiga film sebelumnya. Damon jelas semakin menua, seolah sama dengan Liam Neeson di Taken 3 dan Tom Cruise pada Rogue Nation. Porsi aksi kali ini tidak intens lagi. Namun sinematografi dan naskah menyelamatkannya. Si cantik Julia Stiles pun seolah disia-siakan begitu juga, dengan porsi peran yang jsutru tak lebih banyak dibanding film sebelumnya. Sementara aset, yang biasanya bergerak sendiri, kali ini justru sangat terikat dengan perintah Dewey, yang seolah sangat yakin bertelepon ria di saluran aman. Heather Lee, pada sisi lain, banyak yang mempertanyakannya. Usia semuda itu namun menjadi orang kedua tertinggi di CIA?

------

Mengingat sesuatu, semua di masa lalu, tak serta merta membuat Bourne memahami apa yang telah terjadi. Ketika kematian sang ayah menjadi misteri baginya, jalan kembali adalah menelusuri masa lalu dan menerima semua kenyataan, sepahit apa pun.