Friday, November 13, 2015

The Last Witch Hunter : Era Baru Pemburu Penyihir Versi Diesel

Setelah berbagai kegagalan menerpa film dengan tema penyihir dan masa kegelapan sejak era Sorcerer’s Apprentice-nya Nicholas Cage hingga Seventh Son, Hollywood masih belum kapok menghadirkan tema yang sama. Kali ini Vin Diesel mencoba peruntungannya dan keluar dari bayang-bayang Fast Furious yang telah melambungkan namanya. 
 
Berperan sebagai Kaulder, seorang pemburu penyihir yang memiliki misi memburu Ratu Penyihir (Julie Engelbrecht) yang telah melepas kutukan wabah dan membunuh ribuan orang. Mendesak Ratu Penyihir hingga ke sarangnya, Kaulder berhasil membunuh Ratu Penyihir namun dengan imbalan sebuah kutukan, bahwa ia akan hidup selamanya dalam kesendirian.
 
Berselang 800 tahun kemudian, di New York pada masa kini, Kaulder mengabdi pada Ordo Kapak dan Salib untuk menjaga perdamaian dunia dari para penyihir yang nyata hidup di antara para manusia dengan aturan yang dibuat oleh Dewan Penyihir. Adalah tugas Kaulder dan Ordo untuk memastikan tidak ada penyihir yang melanggar batas aturan, atau mereka akan dimasukkan dalam penjara penyihir. 
 
Bencana hadir ketika Dolan ke-36 (Michael Caine), merupakan pendamping, asisten, penasihat, sekaligus sahabatnya selama 50 tahun, diserang secara misterius oleh penyihir. Sementara penggantinya, Dolan ke-37 (Elijah Wood), masih cukup ‘hijau’ untuk dapat mendampingi dalam memburu penyihir tersebut. Merasa ada yang tidak beres, bersama Chloe (Rose Leslie), seorang penyihir penjelajah mimpi, bertiga mereka menghadapi ancaman yang datang : Kebangkitan Ratu Penyihir. 
 
***
 
Bagaimana seorang Vin Diesel tanpa balap mobil dan aksi menegangkan memicu adrenalin? Kurang lebih seperti itu pikiran pertama ketika melihat namanya menjadi tokoh utama film ini. Namun hadirnya Elijah Wood dan Michael Caine setidaknya memberi jaminan bahwa film ini seharusnya bukan film asal-asalan. Dan itu terbukti. 
 
Ditunjang dengan efek visual yang wah, film ini bisa menggambarkan aksi sihir dan bertarung yang cukup baik, dengan porsi berkelahi jalanan yang sedikit, membuatnya layak jadi tontonan hiburan. Kisahnya sendiri menarik, dengan sedikit twist membuatnya tidak terlalu gampang ditebak. Kaulder digambarkan seorang jagoan abadi yang hidup dalam kesendirian selalu dihantui kenangan akan anak dan istrinya yang tewas akibat kutukan wabah, ditemani seorang pendamping tua nan bijaksana yang kemudian digantikan sosok yang lebih muda namun lebih ‘up to date’ untuk menunjang misinya, lalu jalinan kasih yang dibangun dengan sosok penyihir muda dalam diri Chloe hingga pertarungan terakhir memecahkan misteri sekaligus menyambut kebangkitan musuh besarnya, Ratu Penyihir, semua dikemas secara padat dalam masa tayang +/- 2 jam. 
 
Beberapa hal yang mungkin agak mengganggu adalah Diesel seolah tak bisa dipisahkan dari mobil balap, meski hanya porsi kecil kehadirannya. Caine, yang tak sebijaksana Alfred dalam Trilogi Batman, atau pun Elijah Wood yang seolah tak punya jatah bermain cukup di sini, meski justru secara cerita memegang kunci misteri terpenting. Setidaknya, film ini bisa lebih baik daripada Sorcerer’s Apprentice yang cenderung menjadi lelucon. Sebuah alternatif kekosongan film-film box office pada bulan ini.