Wednesday, September 2, 2015

Inside Out : Warna Warni Emosi

Ketika Riley terlahir, bersama dalam ingatannya terlahir lima karakter. Mereka adalah Joy, Sadness, Fear, Anger, dan Disgust. Dipimpin oleh Joy, mereka menjaga emosi Riley sedemikian rupa untuk menjalani kehidupannya. Semua baik-baik saja, hingga akhirnya Riley harus pindah, dari Minnesota ke San Fransisco, bersama orang tuanya.

-------

Sebuah film karya Disney Pixar kembali hadir tahun ini, masih dengan formula yang sama. Tentang kekeluargaan. Kali ini, tokoh yang dihadirkan adalah penggawa emosi yang diibaratkan selalu mewakili diri manusia, berupa kesenangan, kesedihan, rasa takut, marah, ataupun jijik. Dengan cerdas pembuat film memainkan warna dalam tokoh karakter ini.

Sudah bukan hal asing jika Disney-Pixar sangat jago dalam hal visual seperti ini. Sebuah tontonan yang menarik minat tak hanya orang dewasa, tetapi juga hingga anak anak. Wajar saja, selain para tokohnya, suasana film dibuat sedemikian rupa, seperti bola bola ingatan Riley yang warna warni mengikuti emosi yang tersimpan di dalamnya.

Film ini sendiri mencoba menggali dan menggambarkan seperti apa dunia ingatan dalam kepala manusia. Di dalamnya ada lemari penuh bola ingatan sebagai perlambang memori jangka panjang. Atau tokoh berupa gajah dengan badan gula gula dengan ekor kucing, mewakili tokoh khayalan yang jamak dimiliki setiap anak (di Amerika?). Atau sebuah jurang dalam berupa sampah ingatan, yaitu tempat di mana ingatan ingatan dibuang karena telah dilupakan oleh manusianya.

Misi dari Joy dan teman-temannya di sini adalah menjaga agar Riley hanya menjalani hidup senang dan bahagia, dan memenuhi ingatannya dengan hal hal menyenangkan saja. Hal hal yang digambarkan membangun istana keluarga, melambangkan bagaimana kehangatan dan keceriaan keluarga. Atau istana persahababatan, yang menunjukkan senang dan serunya Riley menghabiskan waktu dengan sahabat masa kecilnya. Namun ujian muncul ketika Sadness, yang jelas bertolak belakang dengan Joy, mencoba untuk mencari eksistensi dirinya, menyentuh ingatan ingatan Riley dan mengubah emosinya, hingga mereka tersedot ke dalam inti ingatan, menjelajahi setiap ingatan Riley.

Di sinilah inti cerita bermain, bahwa hidup tak hanya soal senang. Di dalamnya ada kesedihan, ada kegetiran, ada ketakutan, kekhawatiran, dan kemarahan. Bahwa ternyata dalam setiap peristiwa hidup, tak hanya tentang satu dua emosi, tapi bagaimana semua emosi yang kita bisa miliki tertumpah di situ. Seperti halnya pencerahan yang diterima Joy, bahwa tak ada kesenangan, tanpa kesedihan. Bahwa sebuah ingatan, bisa dimaknai dengan emosi yang berbeda beda, dalam kesempatan yang berbeda, dan tidak ada yang salah dengan emosi selain kesenangan.

Film ini sendiri, terlepas dari visualnya yang memukau, tentu belum menjadi santapan anak anak, layaknya 'Up' atau 'Monster', apalagi 'Finding Nemo'. Film ini tentu lebih cocok bagi orang dewasa untuk memahami remaja dan anak anak, karena terkadang apa yang terlihat tak selalu berarti sama dengan apa yang dirasakan.

Hal yang terkesan menyimpang adalah bagaimana kelima tokoh yang mewakili emosi ini justru menjelajahi ingatan. Yang membuat pertanyaan, apakah film ini bercerita tentang inti emosi manusia, atau permainan ingatan belaka?

Film ini cukup menyentuh, berkesan, walau mungkin akan mengecewakan karena harus 'mikir'. Relatif, tentu saja. Tapi orisinalitasnya membuat 8.5/10 tidaklah berlebihan.