Tuesday, December 15, 2015

In The Heart of the Sea : Menemukan Nurani di Kerasnya Laut

Mengisahkan latar belakang penulisan Moby Dick, sebuah novel karya Herman Melville, yang bercerita tentang sekelompok pelaut yang berjuang bertahan hidup melawan paus sperma berukuran raksasa.

Film ini menceritakan Owen Chase (Chris Hemsworth), seorang pemburu paus yang meniti karir menjadi seorang kapten kapal sendiri, namun harus menghadapi kenyataan bahwa dalam industri perminyakan paus ini, terdapat pemodal yang lebih berkuasa, sehingga ia harus menerima hanya menjadi seorang Kelasi Satu bagi kapten pemula, George Pollard, seorang anak pengusaha sekaligus penerus dinasti Pollard yang telah bertahun-tahun bermain di industri ini. Bersama Essex, mereka ditarget 2.000 tong minyak paus yang harus mereka kejar melintasi samudra. Intrik dan konflik muncul seiring dengan perjalanan berbulan-bulan di laut hingga mereka mendapati kisah, terdapat surga bagi pemburu paus di suatu tempat yang dianggap tidak pernah ada paus. Karena ambisi dan keserakahan, mereka pun nekat meluncur ke sana. Dibekali keyakinan kuat, mereka akhirnya mendapatkan apa yang mereka inginkan, bahkan lebih. Seekor paus ukuran raksasa melindungi para paus yang mereka buru. Membawa mereka ke dalam petualangan yang lebih gelap dan dalam di tengah heningnya samudera.

---

Film ini, melalui poster dan trailernya, menggambarkan kengerian sekelompok pelaut menghadapi seekor paus yang sangat besar. Dalam ceritanya sendiri, film ini lebih mengetengahkan karakter para kru Essex, mulai dari Pollard sang kapten, Chase yang berpengalaman namun belum diberi jabatan, dan para kru lainnya, termasuk Tom Nickerson muda, yang menjadi narasumber bagi Malville sebagai bahan garapan untuk novelnya. Ini adalah cerita di mana minyak masih ditambang dari paus, bukan dari perut bumi, sehingga pemburu paus memiliki kasta tersendiri di mata masyarakat, dan orang-orang kaya adalah mereka yang terjun di bisnis ini sejak lama.

Dengan dukungan teknologi terkini, visualisasi lautan luas penuh ombak dan badai menjadi apik terlihat. Paus-paus yang berenang menyemburkan air juga memikat kemeriahan awal dan pertengahan film. Belum lagi tata suara yang mendukung. Terkadang ramai, terkadang senyap. Bahkan kemunculan sang paus raksasa hampir menyerupai film horor yang menghantui penonton, yang sayangnya tidak intens ditonjolkan. Sekali lagi seolah menegaskan bahwa film ini bukaan tentang manusia melawan paus.

Kegetiran dan keputusasaan saat mereka terombang-ambing berbulan-bulan di lautan juga memberikan ketegangan tersendiri. Atau bagaimana mereka harus mengundi siapa yang harus mati agar yang lain dapat bertahan hidup. Tentu dengan batasan-batasan sehingga film ini tidak mendapat cap vulgar karena mempertontonkan darah dan kekejaman.

Boleh jadi, Chase terlalu agung untuk mati, sehingga ketika seorang Nickerson harus menjadi pengantar cerita, pun, ternyata bukan ia yang satu-satunya selamat dari peristiwa tersebut. Sehingga cerita pada bagian akhir tidak saja turun namun terjun drastis. Wajar saja jika anda sebagai penonton pada akhirnya merasa tidak puas, bahkan ada kesan dipaksakan.

---

Keberanian adalah menuju ke tempat yang tidak ada seorang pun berani melangkah ke sana. Seperti halnya Essex yang berani masuk ke lautan luas yang tak seorang pun meyakini tak ada paus, Nickerson seumur hidupnya mencoba mengubur tragedi tersebut bahkan dari istrinya sendiri, hingga ia berani mengungkapkannya pada Melville. Maka, keberanian seperti apakah yang sudah kita buktikan pada diri sendiri?

No comments:

Post a Comment