Friday, April 22, 2016

Backtrack : Hantu Masa Lalu

Mengisi kekosongan blockbuster, sepertinya akan ada beberapa film tak terdengar yang menyapa layar bioskop. Film ini adalah salah satunya. Jika mencari ke laman rating seperti imdb, kita akan tahu bahwa film ini telah lama beredar di luar. Lalu, seperti apakah kualitas film sepi seperti ini?

---

Backtrack bercerita tentang psikiatri bernama Peter Bower (Adrien Brody) yang sedang dilanda depresi akibat kematian putri karena kecelakaan satu tahun silam. Keguncangan yang memaksanya pindah dan disarankan oleh sang sahabat yang juga seorang psikiatri, Duncan Stewart (Sam Neill), untuk kembali praktik agar ia dapat membunuh waktu dan memahami masalah orang lain ketimbang larut dalam keterpurukannya sendiri.

Keanehan mulai terjadi ketika pada suatu malam ada seorang anak remaja datang ke tempat praktiknya. Tidak banyak bicara, ia hanya menyodorkan kartu namanya saja, Elizabeth Valentine. Tiba tiba datang muncul, keanehan demi keanehan sering terjadi. Namun Peter tak percaya bahwa anak itu adalah hantu. Sebagai seorang psikiatri, ia yakin memiliki penjelasan rasional akan peristiwa ini, hal yang diamini oleh Duncan.

Di saat kegilaan telah melanda dirinya, kesadaran masih tersisa untuk mencerna petunjuk satu demi satu. Kuncinya adalah Elizabeth, yang memberikan ia coretan bertuliskan 12787. Berbekal hal itu, ia mendapati situasi yang makin mengerikan, situasi yang membawanya ke masa lalu, di masa kecilnya, di False Creek.

---

Ketika tak banyak referensi akan film ini, maka buat saya, satu satunya pemikat adalah Adrien Brody sebagai karakter utama. Dengan kemampuan yang tidak diragukan lagi, ia memberikan performa memikat akan seorang yang penuh kesedihan dan depresi. Wajah sendu dan datar yang ia miliki semakin menunjang karakter Peter yang penuh teka teki. Film ini, tanpa banyak ekspektasi kemudian, menyimpan banyak potensi untuk menjadi sebuah tontonan yang menarik.

Awalnya, film ini berjalan lambat dan seolah akan menjadi drama thriller psikologi atas latar yang ditampilkan. Namun lambat di sini tak berarti percuma, karena informasi diberikan sedikit demi sedikit hingga memuncak dalam sebuah kengerian misteri yang membuat kita semakin menikmati dan menunggu ending filmnya. Dan begitulah, menggunakan plot sederhana dan klasik, keseraman dan horor dibangun perlahan tapi dengan penambahan dosis yang pasti. Bahkan pada lima belas menit pertama kita tidak akan berpikir bahwa film ini benar benar sebuah film tentang hantu. Seolah kita dibimbangkan dengan apakah ia hantu? Apakah ini ilusi? Apakah ini sebuah delusi akibat depresi?

Film ini, sayangnya, juga tidak bisa berlepas diri dari masalah klasik film horor berlabel hantu. Ketika telah mencapai puncak dan mencari konklusi, maka semua kengerian akan turun drastis, betapa pun sosok hantu akan muncul, kita akan tahu, apalagi anda penggemar film hantu, bahwa semua hantu itu tidak lagi mengerikan dan menakutkan, seberapapun mengagetkan kemunculannya. Hal itu juga terjadi pada film ini. Atau, mungkin saya pikir begitu?

---

Kembali ke masa lalu, masa di mana ada hal yang terlalu traumatik untuk kita ingat, yang kita pilih untuk lupakan agar kita bisa 'move on', melanjutkan hidup, adalah sebuah tantangan yang berat bagi seseorang. Mungkin termasuk kita. Menyadari dan mengakui kesalahan, melindungi orang terkasih, juga membutuhkan keberanian tersendiri. Baktrack mengisahkan dengan pahit, bahwa bagaimana pun, sebuah fakta harus diungkapkan. Meski akan menghadirkan kegetiran baru.

Jika anda ingin menikmati sebuah tontonan menakutkan yang tidak sekedar menakutkan, tetapi juga berpikir dan memberikan tanya, film ini layak Anda jadikan salah satu pilihan. Tak perlu berharap banyak, namun juga jangan sepelekan begitu saja, maka anda seolah akan tersedot di tempat duduk anda dan tak beranjak hingga film usai.

---

Apa hal yang paling menyebalkan dari menyaksikan film dalam studio bioskop? Yaitu segerombolan orang tak tahu diri yang masuk bukan untuk nonton, tapi ngobrol sambil ngemil. Mungkin mereka pikir ini home cinema mereka? Bisa jadi, apalagi jika Anda hanya satu satunya órang luar', maka bersiaplah menderita. Film ini, nyatanya memberikan mereka 'pelajaran'. Di awal awal mereka dengan asyik ngobrol, namun begitu film mulai intens, mereka pun terdiam! Jadi Anda berapa nilai film ini, bukan?

No comments:

Post a Comment