Friday, April 15, 2016

10 Cloverfield Lane

Delapan tahun setelah Cloverfield, JJ Abrams menghadirkan kembali film bertajuk hampir serupa : 10 Cloverfield Lane. Masih dengan cara serupa, merahasiakan proyek ini dengan amat sangat. Ketika Cloverfield mampu memberikan kejutan dan apresiasi tinggi, bagaimana dengan sekuelnya ini?

---

Dikisahkan, Michelle (Mary Elizabeth Winstead), seorang desainer, kabur meninggalkan rumahnya di suatu malam. Sampai pada suatu ruas jalan yang sunyi, karena kelalaiannya, ia tertabrak kendaraan lain yang melintas. Ia, berikut mobilnya keluar dari jalan masuk ke lereng. Tak sadarkan diri, ia kemudian terbangun dalam sebuah ruangan terkunci dalam keadaan terinfus dengan kaki yang patah. Ternyata ia berada di bungker milik petani lokal, Howard (John Goodman),

Michele tidak sendirian di sana. Emmet (John Gallagher Jr.), juga orang lokal setempat, tangannya patah ketika hendak memasuki bunker tersebut. Namun mengapa? Begitu pertanyaan Michele. Howard, sosok yang sangat keras dan protektif ternyata memiliki ketakutan yang amat sangat akan dunia luar. Menurutnya, saat ini sedang terjadi invasi alien, sesuatu yang sudah diperkirakan dan membuatnya mempersiapkan diri sejak lama. Emmet adalah orang yang membantunya membuat bunker tersebut.

Michele tentu tidak bisa percaya begitu saja dengan cerita Howard dan Emmet. Belum lagi Howard menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Sikap otoriternya mulai membuat Michele jengah. Beberapa kejanggalan pun mulai bermunculan. Ketidaksinkronan cerita Howard akan hilangnya putrinya adalah salah satunya. Mencoba melarikan diri dari satu satunya pintu, Michele mendapati seorang wanita tua yang mencoba mendesak masuk. Kondisinya sungguh menyeramkan. Seolah benar Howard, ada kontaminasi virus di luar sana akibat serangan alien. Namun dengan segala keanegan yang ada, Michele, dengan membujuk Emmet, menyusun strategi untuk melarikan diri dari bunker tersebut, dan mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi di luar sana.

---

Rasanya tak ada yang tak berpikir bahwa film ini adalah sebuah sekuel dari Cloverfield. Namun tampaknya para penonton harus kecewa. Film ini bukanlah kelanjutan dari Cloverfield, bahkan sangat jauh berbeda. Bisa jadi hanya namanya saja yang hampir persis sama. Film ini lebih merupakan thriller psikologis alih alih scifi dengan musuh utama alien.

Drama dan konflik lahir dari tiga orang yang diharuskan hidup dalam satu tempat tertutup. Seolah menunggu kegilaan lahir dari salah satu di antara mereka. Atau, bisa jadi memang salah satu di antaranya sudah gila. Masa lalu kelam Howard jelas memberikan kengerian pada Michele yang memaksanya harus keluar meski dengan setengah keyakinan akan ada ancaman yang tidak kalah menakutkan di luar sana. Selama hampir 90 menit film kita akan disuguhi dialog dialog ringan namun padat, dengan ketegangan yang naik perlahan. Apakah akan ada pembunuhan? Akankah ada kekejaman? Akan seperti apa film ini disajikan, penuh darah kah? Di saat yang bersamaan kita dibuat bertanya-tanya, layaknya Michele, apakah benar ada alien yang sedang memusnahkan manusia di balik pintu.

Perbedaan cerita dalam film juga membuat perbedaan dalam penyajiannya. Tak lagi digunakan tampilan ala handycam. Tak lagi ada keriuhan dan kehancuran total yang dihadapi. Sebaliknya, ketegangan dan klimaks dibangun dalam kesunyian. Cerita mengalir lambat tapi seolah tak ada celah untuk melepaskan setiap adegan. Sederhana sekali. Namun, seperti proses pembuatannya yang bermisteri, kisahnya pun mengundang tanya dan teka teki. Suka atau tidak dengan setiap karya JJ Abrams, sulit menolak untuk tidak larut dalam film ini dan menunggu kejutan akhir dan kesimpulannya.

---


Apakah setiap ancaman dari luar terhadap diri dan keluarga kita memang nyata? Atau hanya ilusi semata? Sejauh mana kita akan menahan diri sendiri dan mereka demi keselamatan? Ataukah membiarkan mereka keluar dan menemukan dunianya sendiri, yang kita yakini akan penuh bahaya dan petaka?

No comments:

Post a Comment