Monday, October 20, 2014

Internalisasi Corporate Values (ICV) 2014 KPP Pratama Palembang Ilir Timur


Apakah sebuah 'kementerian' seperti Kementerian Keuangan bisa disebut sebagai 'corporate' yang biasa diartikan sebagai perusahaan? Sejatinya, penggunaan istilah 'corporate values' memberikan kebingungan tersendiri buat saya. Tapi, okelah, anggap saja itu istilah agar lebih simpel dan menarik.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September 2011 tentang Nilai-nilai Kementerian Keuangan, untuk mewujudkan sebuah instansi pemerintahan terbaik, berkualitas, dan bermartabat, serta menyatukan nilai-nilai yang tersebar di Direktorat-direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan, maka ditetapkanlah nilai-nilai yang layak menjadi acuan bagi lebih dari 67 ribu pegawai. Nilai-nilai itu adalah :
1. Integritas
Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
2. Profesionalisme
Dalam ProfesionaIisme terkandung makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.
3. Sinergi
Dalam Sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkuaIitas.
4. Pelayanan
Dalam Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.
5. Kesempurnaan
Dalam Kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

Sejak tiga tahun ditetapkan, berbagai program telah dibuat untuk menunjang tercapainya perwujudan nilai-nilai tersebut. Sebut saja mulai dari sosialisasi, in-house training, hingga kegiatan tematik lainnya seperti renungan dan doa pagi, pemberian motivasi, pemilihan pegawai teladan bulan ini (employee of the month), hingga kegiatan luar kantor yang bisa dianggap puncak dari Internalisasi nilai-nilai ini dikemas dalam bentuk semacam outbond.

***

Kegiatan ICV dalam bentuk outbond bisa jadi seperti mercusuar program ini. Satu jenis kegiatan yang bisa menghabiskan 70% total anggaran tentu harus benar-benar memberikan manfaat dalam proses internalisasi. Pertanyaannya, apa yang bisa diraih dengan outbond yang berisi berbagai macam games dengan internalisasi nilai?

Pelatihan manajemen modern telah mengajarkan bahwa pemberian materi di kelas saja tidak cukup untuk peserta penerima materi dapat memahami dengan baik hal-hal yang sudah disampaikan. Sebelum benar-benar dalam situasi nyata, simulasi menjadi alat bantu yang baik untuk tujuan tersebut dan berbagai games dalam outbond dianggap tepat untuk memberikan simulasi atas perwujudan penerapan nilai-nilai tersebut dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.

Minggu, 12 Oktober 2014, bertempat di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, KPP Pratama Palembang Ilir Timur melaksanakan outing Internalisasi Corporate Values (ICV) untuk tahun 2014 ini. Ini adalah ICV keempat yang saya ikuti, kedua kalinya di kantor ini. Dalam cuaca buruk, di mana kabut asap sudah menyerang Kota Palembang sejak dua bulan terakhir, berangkat ke lokasi pukul 07.00 WIB merupakan sebuah tantangan tersendiri. Hingga tiba di lokasi dan dimulai kegiatan pukul 08.00 WIB, belum ada tanda-tanda kabut akan menipis. Maka dimulailah kegiatan dengan bagi-bagi masker. Ya, bahkan foto dokumentasi pun wajah-wajah pegawai ini bertutup masker.

Seperti biasa, untuk games, peserta dibagi dalam tim di mana kali ini dibentuk tujuh tim dengan peserta delapan sampai sepuluh orang. Tiap tim ditandai dengan warna pada pita yang dibagi oleh panitia. Masing-masing tim disediakan karton putih dan spidol, apalagi kalau bukan membuat simbol dan nama tim. Ya, kali ini tidak seperti biasanya, tidak dibutuhkan yel-yel, nyanyi-nyanyian, dan sejenis itu.

Game pertama adalah membangun konstruksi dengan sedotan. Hampir semua yang pernah mengikuti training/outbond pernah memainkan permainan ini. Dibutuhkan perencanaan dan kerja sama yang baik dari tiap anggota tim untuk bisa membuat konstruksi (seperti) bangunan setinggi mungkin tanpa goyah apalagi ambruk meski tertiup angin. Sulit? Iya, tapi bukan berarti tak mungkin.

Game kedua lebih melibatkan fisik. Membalik sisi alas/karpet yang dihuni lima orang tanpa bagian tubuh kecuali tangan di luar menyentuh tanah. Diperlukan selain perencanaan dan kerja sama tim, adalah fleksibilitas tubuh dan sedikit pengorbanan untuk saling injak, pangku, bahkan gendong, tergantung strategi masing-masing.

Salah satu permainan paling populer menjadi game ketiga, balap hulahoop. Hati-hati memar kepala atau bagi mereka yang berkacamata. Tidak jarang ketiak teman hinggap di wajah, atau badan terkilir karena kurang lentur. Tapi sepertinya semua sakit tidak terasa hingga permainan selesai sudah.

Main air! Sayangnya saat ini musim kemarau, bahkan sungai yang seharusnya mengalir di sisi-sisi Taman ini ikut mengering. Toxic bomb dan pipa bocor jadi dua permainan berikutnya. Strategi yang tepat, kecepatan dan pengaturan anggota tim untuk melakukan pekerjaannya menjadi penting di sini. Basah? Siapa takut! Harusnya sih basah sekalian layaknya mandi, tapi, lagi-lagi musim kemarau, basahnya pun secukupnya saja.

Penggunaan games outbond dalam pelatihan manajemen biasanya untuk membuka pola komunikasi yang selama di kantor biasanya tertutup atau tersumbat. Jalur birokrasi, keengganan bawahan, dan hal lain biasanya menjadi hambatan, padahal komunikasi adalah kunci tercapai tidaknya suatu tujuan. Dalam games, semua batas-batas dihapus. Tidak ada jabatan di sini, derajat semua anggota tim dalam permainan adalah sama. Tidak selalu kepala seksi menjadi ketua tim. Tidak selalu kepala kantor tahu semua pemecahan dan strategi terbaik memenangkan permainan. Kapan lagi bawahan bisa digendong atasan? Atau bahkan agak (sedikit) menjahili? Tentu, berharap hanya dengan bermain selama tiga jam lalu semua nilai-nilai da[at terserap dalam setiap pribadi adalah mimpi yang terlalu tinggi, bahkan di siang bolong. Setidaknya, jika direncanakan, dikemas, dan dilaksanakan dengan tepat, ada hal yang membekas dan menjadi pengalaman tersendiri bagi tiap peserta kegiatan. Bahwa kegiatan ICV ini bukan basa-basi, bukan kegiatan penghabis anggaran yang memang sudah tipis dari awal, tapi memang menjadi salah satucara efektif, bagaimana setiap pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan menjadi agen perubahan bagi instansi pemerintahan.

Pertanyaannya, masihkah akan ada ICV Kementerian Keuangan di Institusi Perpajakan tahun depan? 

No comments:

Post a Comment