Monday, October 20, 2014

Dracula Untold : Sebuah Film Yang Memang Tidak Perlu Diceritakan

Film dengan nama judul besar akhirnya tayang di Oktober ini, film yang boleh jadi masuk dalam daftar tunggu untuk ditonton. Film tentang tokoh yang legendaris, yang hampir semua orang tahu kisahnya.

Alkisah, negara Transylvania dipimpin oleh seorang Raja (tapi lebih dikenal sebagai Pangeran) bernama Vlad II (Luke Evans), yang dibesarkan dan dididik secara keras oleh Kesultanan Turki hingga menjadi ksatria yang tangguh dan ditakuti dengan nama Vlad The Impaler (Vlad Si Penyula) karena ia dikenal suka menyula musuh-musuh yang dibunuhnya. Kembali mencoba memimpin negara dalam masa tenang, Vlad harus menghadapi kenyataan bahwa Sultan Mehmet II (Dominic Cooper) dari Kesultanan Turki telah tiba di gerbang kerajaannya, menuntut ia menyerahkan 1.000 anak untuk dijadikan prajurit perang berikut anaknya sendiri, Ingeras (Art Parkinson), layaknya ia dulu diserahkan oleh ayahnya kepada Sultan Turki.

Vlad dilanda kebimbangan dengan desakan istrinya, Mirena (Sarah Gadon), untuk tidak menyerahkan anak mereka satu-satunya, sementara itu berarti membangkang dan menantang perang Sultan Mehmet II, sesuatu yang akan menghadirkan mimpi buruk bagi kerajaan dan rakyatnya, mengingat mereka tidak punya cukup pasukan untuk menghadapi ratusan ribu pasukaan Kesultanan Turki. Di tengah keputusasaannya, Vlad lalu mendaki Gunung Broken Tooth untuk bertemu dengan monster yang telah menjadi misteri selama ratusan tahun di biara tua mereka, monster yang haus akan darah dan menguasai gelap malam. Hingga akhirnya, dengan harapan bisa menghadapi pasukan Turki dan menyelamatkan rakyatnya, Vlad menerima penawaran monster tua tersebut, meminum darahnya, lalu mati dan bangkit lagi dengan kekuatan super, bisa mendengar suara dari kejauhan, melihat di kegelapan, dan mengendalikan makhluk malam.

Maka, demikianlah, seorang diri, Vlad menghabisi 1.000 pasukan Turki hanya dalam satu malam. Waktu yang terbatas, karena dalam perjanjiannya, ia hanya punya tiga hari untuk bertahan dari godaan kehausan akan darah manusia agar ia bisa kembali menjadi manusia sedia kala, atau mengikuti hasrat nafsunya, dan jadi monster penghisap darah untuk selamanya dalam keabadian.

...

Kisah Drakula merupakan salah satu kisah paling dikenal dari Barat. Mencapai puncak popularitasnya ketika novel yang ditulis Bram Stoker diangkat ke dalam film yang dibintangi Keanu Reeves dan Gary Oldman pada tahun 1992. Banyak film yang diangkat bercerita tentang sosok penghisap darah itu sendiri, yang tidak kalah populer adalah Van Helsing (2004) yang dibintangi oleh Hugh Jackman dan Richard Roxburgh. Kali ini, sutradara Gary Shores dan para penulis skenario mencoba mengangkat kisah drakula melalui sisi sejarah asal mula kelahiran sosok penghisap darah ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sosok Drakula dinisbatkan kepada Vlad II dari Transylvania, yang bagi sebagian orang telah dikenal dengan kekejamannya terhadap musuh dengan cara menyula mereka. Ribuan pasukan Turki menjadi korbannya yang membuat Sultan Mehmet mengerahkan lebih banyak pasukan untuk menyerangnya.

Berfokus pada latar belakang tersebut, entah tidak mau terjebak dalam sejarah yang bisa saja diperdebatkan, atau memang semata hanya ingin mengambil latar belakang itu, film ini justru menjadi kehilangan arah. Apakah ingin mengggali sisi terdalam seorang Vlad hingga ia menjadi Drakula? Atau pertentangannya dengan Mehmet II? Keduanya tidak dapat terpenuhi dengan baik.

Kita bisa memahami alasan terdalam Vlad menerima penawaran untuk mendapatkan kekuatan tersebut, mengorbankan hidupnya demi rakyat dan anaknya. Namun Drakula sebagai ikon penghisap darah tidak kita dapati. Ya, walau memang diceritakan ia berusaha untuk tidak minum darah, tetap saja adegan ketika ia mengigit dan meminum darah istrinya tidak bisa dikatakan mengesankan. Kita telah kehilangan sosok penghisap/peminum darah! Perang dengan Turki? Mau dibuat 100.000 pasukan Turki, jika hanya melawan satu orang Vlad, jelas tidak akan menggambarkan sebuah perang yang kolosal. Bahkan juga tidak dengan pertarungan terakhirnya dengan Mehmet II. Lagipula, memangnya Mehmet II terbunuh di peperangan melawan Vlad II?

Jika anda penggemar konspirasi, kehadiran film Dracula Untold di saat ini tentu menemukan momennya. Siapa yang tidak tau Turki saat ini? Sebagai sebuah mercusuar kebangkitan Daulah Islam (walau tidak mengklaim kekhalifahan), Turki di sini dengan tepat digambarkan sebuah negara ekspansif, dengan Sultan yang gila kuasa dan gila perang, dan prajurit yang kejam tanpa belas kasihan. Walau bisa jadi berbeda, tetap saja nama 'Turki' melekat di sini, meski pembuat film tidak sedikitpun menyinggung soal keagamaan di sini. Turki di sini adalah sebuah Kesultanan, titik. Bukan sebuah imperium dengan nilai agama yang lekat. Sebuah penggambaran yang cukup 'aman'.

Pada akhirnya, sulit mengatakan bahwa film ini akan menjadi sebuah film yang memorable, layaknya film-film tentang Drakula sebelumnya. Sebagai sebuah hiburan, bolehlah, duduk dan nikmati, bahwa film ini akan bercerita tentang seorang Ayah, seorang Raja, yang begitu mencintai keluarga dan rakyatnya, hingga batas-batas kemanusiaannya.

...

Apa yang akan Anda lakukan untuk anak Anda? Jika anda seorang pemimpin (apalagi pimpinan), seberapa jauh Anda akan berkorban untuk mereka yang Anda pimpin? Terkadang, demi orang yang kita cintai, gelap yang paling kelam sekalipun akan kita tempuh. Meski pada akhirnya berarti justru mengorbankan mereka yang kita cintai.

No comments:

Post a Comment