James Bond (Daniel Craig) melanjutkan petualangannya
setelah terjadi pergolakan di markas MI6 (seperti yang diceritakan dalam
Skyfall), hingga membawanya ke Meksiko untuk memburu tokoh teroris, Marco
Sciarra, yang berniat mengebom sebuah stadion pada perayaan Hari Orang Mati.
Dalam sebuah aksi yang menegangkan dan berbahaya, Bond berhasil mengambil
cincin yang dianggap sebagai petunjuk atas banyak peristiwa teror di dunia.
Pada waktu yang bersamaan, di London, terjadi sebuah
revolusi besar, di mana pemerintah berniat untuk menggabungkan MI6 dengan
organisasi intelijen dari delapan negara lain dalam sebuah program yang digagas
oleh C (Andrew Scott) juga sekaligus
menghapus program “00” karena dianggap telah ketinggalan jaman dan akan
digantikan dengan berbagai piranti teknologi yang jauh lebih canggih dan dapat
lebih dikendalikan. Maka M (Ralph Fiennes)
yang posisinya tertekan mendesak Bond untuk kembali dan tetap berada di London
tanpa membuat masalah.
Di lain pihak, mengemban sebuah misi pribadi dari M
terdahulu, Bond mencari berbagai petunjuk hingga ke Roma, untuk kemudian
mendapati adanya sebuah organisasi rahasia yang mengatur berbagai teror yang
telah dan akan terjadi di berbagai belahan dunia. Bond meyakini bahwa
Oberhauser (Christoph Waltz),
pemimpin organisasi ini, memiliki kaitan dengan dirinya di masa lalu.
Petualangan membawanya kepada Madeleine Swann (Lea Seydoux), putri dari seorang anggota organisasi tersebut, yang
bisa menunjukkan padanya kunci misteri dari organisasi kejahatan misterius :
SPECTRE.
***
Sejak tokoh James Bond diserahkan pada Daniel Craig mulai
dari Casino Royal (2006), kisahnya selalu berkaitan dan berkelanjutan, termasuk
untuk film keempatnya ini. Kali ini sineas mengangkat musuh klasik Bond yaitu
Spectre, sebuah organisasi kejahatan misterius yang namanya bahkan sudah
disebut sejak film pertama Bond, Dr. No (1962), yang mendalangi berbagai
kejahatan dan hampir tidak ada satu pun tokoh antagonis dalam cerita James Bond
yang tidak terafiliasi dengan Spectre. Maka pada ‘Spectre’ kali ini, penegasan
tersebut coba ditunjukkan dengan menampilkan hubungan semua tokoh jahat sejak
Casino Royal, Quantum of Solace, hingga Skyfall.
Sebagaimana banyak cerita detektif dan intelijen, film ini
menawarkan berbagai pemandangan dari berbagai negara, mulai dari keriuhan
Meksiko, eksotisme Italia, hingga gurun antah berantah Maroko. Sebuah nilai
lebih dari film bergenre seperti ini. Sementara itu, tak banyak teknologi
canggih yang dipertontonkan. Maklum, seperti inilah Bond era Craig, yang
berbeda dengan Bond sebelumnya. Dengan hadirnya Q yang makin dominan dibanding
kemunculan perdananya di Skyfall, Bond kali ini digambarkan bisa bekerja dalam
tim, termasuk keterlibatan langsung M dalam kancah pertarungan.
Film ini semakin memberi hiburan bagi para penggemar James
Bond. Selain kisahnya yang tetap setia pada novel (sama seperti ketiga film
sebelumnya), film ini juga menggambarkan perkembangan karakter seorang James
Bond hingga ia menjadi seorang agen 007 yang terkenal tersebut. Sementara itu,
bagi mereka para penonton pemula, justru diberi kesempatan mengenal sosok James
Bond secara utuh, karena sejak Casino Royal memang mengambil lini masa awal
mula James Bond. Bagi beberapa penonton, film ini bisa jadi kurang memuaskan
dahaga mereka akan aksi seperti ketiga film sebelumnya, meski pada adegan
pembuka telah berhasil memberi ketegangan. Jalan ceritanya sendiri mudah
ditebak.
Salah satu teknologi yang diperkenalkan Q kali ini adalah
robot nano yang ditanamkan pada darah James Bond, sehingga ia bisa melacak
keberadaan Bond di mana pun di seluruh belahan dunia, pada saat kapan pun.
Namun, Bond bisa lepas dari pengawasan selama 48 jam pertama karena berhasil
berkompromi dengan Q. Sebuah penegasan, bahwa secanggih apapun teknologi, yang
memegang peranan tetap orang di baliknya.
No comments:
Post a Comment