Setelah puluhan tahun menjadi kisah legenda, sejak ditulis
novelnya hingga diangkat ke layar lebar dalam bentuk film panjang atau pun
serial animasi, kali ini Peter Pan kembali dihadirkan dalam format ‘live
action’. Mengambil waktu sebelum pertentangannya dengan Capt. James Hook, Peter
harus berhadapan dengan sosok bajak laut bernama Blakcbeard.
Dikisahkan, Peter (Levi
Miller) adalah anak yatim piatu penderita disleksia yang tinggal di sebuah
panti asuhan yang menampung banyak anak, dijaga oleh para suster yang bengis.
Peter percaya bahwa ia tak seharusnya berada di situ, bahwa ia memiliki orang
tua yang menyayanginya. Sementara itu, Peter meyakini ada sebuah misteri yang
menyelimuti panti asuhan tersebut. Karena, tidak jarang anak-anak yang ada di
sana menghilang dalam satu malam. Dan para suster tahu bahkan terlibat dalam
peristiwa itu.
Penasaran dengan keadaan ini, Peter bersama teman-temannya
mencoba menyelidiki, dengan pura-pura tidur untuk mengintip kejadian di kamar
tersebut. Sebuah peristiwa yang menggemparkan terjadi. Dari atas atap,
sekelompok orang mengambil satu demi satu anak-anak yang ada di sana, termasuk
Peter. Mereka diculik oleh para bajak laut yang mengendarai kapal laut yang
bisa terbang! Mereka pun dibawa menuju Neverland.
Anak-anak yang diculik ini rupanya kemudian dijadikan
pekerja tambang oleh Blackbeard (Hugh
Jackman). Di sini, Peter berjumpa dengan James Hook (Garret Hedlund), yang ogah-ogahan
menjadi temannya. Hingga dalam satu kejadian, ketika Peter dilempar dari kapal
yang mengapung sebagai sebuah hukuman, Peter dapat terbang! Blakcbeard
tercengang dan mengingatkannya akan sebuah cerita legenda, bahwa akan ada
seorang anak yang bisa terbang yang akan melindungi dunia para peri dan
menaklukkan Blackbeard.
***
***
Sebagai sebuah film bergenre fantasi, film ini memiliki
semua hal untuk sukses dan enak ditonton. Dengan teknologi CGI yang mumpuni
saat ini, semua adegan-adegan yang hanya bisa dibayangkan dapat diwujudkan
dengan baik. Bahkan, sang sutradara mencoba menembus batas imaji penonton,
dengan menggambarkan kapal bajak laut terbang berkejar-kejaran dengan pesawat
angkatan udara Inggris. Lalu suasana pertambangan Neverland yang kering dan
suram lengkap dengan kapal kapal laut-terbang yang bersandar, hingga
warna-warni keceriaan suku terdalam Neverland ditampilkan dengan apik.
Mengambil masa sebelum permusuhannya dengan Hook, film ini
mencoba menjelaskan siapa sebenarnya Peter, mengapa ia bisa terbang, dan
bagaimana perjumpaannya dengan Tiger Lily (Rooney Mara) dan Tinkerbell. Dengan
alur cerita yang padat, durasi 111 menit menjadi tak bisa terlewat begitu saja
hingga Anda sebagai penonton akan kehilangan beberapa detil yang diceritakan
dalam film ini.
Dengan kelebihannya dari sisi tampilan visual, film ini
justru menyimpan kelemahan dari segmen penonton itu sendiri. Ceritanya terlalu
kelam dan berat untuk anak-anak, bahkan mungkin cenderung kejam dan sadis,
namun di saaat bersamaan malah membosankan dan terlalu bertele-tele untuk orang
dewasa. Kisah awal berusaha mengangkat karakter Peter Pan justru habis dikuasai
oleh karakter Blackbeard yang dominan. Bisa jadi, memang begini tren film
Hollywood masa kini, di mana tokoh antagonis dimunculkan lebih kuat dari
protagonis. Sementara James Hook di sini bukanlah Capt. Hook yang kita kenal
selama ini, atau mungkin belum. Sebagaimana biasa, film ini pun menyimpan
potensi sekuel untuk mengetengahkan perubahan hubungan persahabatan antara
Peter dengan Hook menjadi sebuah permusuhan.
No comments:
Post a Comment